Begitu PM Israel Ehud Olmert bebas dari kasus korupsi yang melibatkan dirinya, selesai pula upaya Presiden AS George W Bush untuk mendamaikan Palestina - Israel setelah ia meletakkan jabatan pada Januari 2009.Waktu dan kesabaran semakin menipis terhadap perundingan damai Palestina-Israel yang disponsori AS, ketika persoalan politik yang membelit Olmert makin menguat pekan ini. Kalau nanti Olmert dinyatakan bersalah dan jatuh, mungkin tidak akan tersisa lagi selera para politisi untuk menuntaskan pembicaraan damai itu.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak yang tampaknya menginginkan kursi Olmert, mendesak perdana menteri itu segera mundur. Barak pun mengancam akan menjatuhkan pemerintahan apabila Olmert tidak menurutinya.Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice menolak berkomentar atas perkembangan politik di Israel dihubungkan dengan prospek perdamaian Palestina-Israel. Namun juru bicara deplu menegaskan AS tetap pada komitmennya membantu proses perdamaian itu. "Kami tetap pada komitmen untuk membantu upaya mereka. Mereka juga berkomitmen untuk mencapai kesepakatan. Begitu lah posisi kami kemarin, sekarang dan besok," kata Tom Casey, juru bicara Departemen Luar Negeri AS. Para jaksa Israel sekarang sedang menyelidiki uang ribuan dolar AS yang dikumpulkan Olmert dari para donatur di AS untuk dana kampanye beberapa tahun sebelum ia menjadi perdana menteri pada 2006. Desakan mundur, atau setidaknya cuti, terhadap Olmert menguat, setelah seorang pengusaha Yahudi AS, Morris Talansky, bersaksi telah menyumbangkan dana 150.000 dolar tunai kepada Olmert. Talansky mengatakan, uang yang dimasukkan dalam amplop itu untuk membiayai gaya hidup mewah Olmert, termasuk tinggal di hotel mewah dan perjalanan kelas satu.Olmert membantah semua tuduhan itu, tetapi ia berjanji mundur bila terbukti bersalah. Pemerintahan Olmert menjadikan kesepakatan damai sebagai kepentingan jangka panjangnya. Namun jika ancaman Barak diwujudkan, bukan tidak mungkin akan muncul pemerintahan baru yang menentang kebijakan itu, termasuk perundingan berskala lebih kecil dengan Suriah.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak yang tampaknya menginginkan kursi Olmert, mendesak perdana menteri itu segera mundur. Barak pun mengancam akan menjatuhkan pemerintahan apabila Olmert tidak menurutinya.Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice menolak berkomentar atas perkembangan politik di Israel dihubungkan dengan prospek perdamaian Palestina-Israel. Namun juru bicara deplu menegaskan AS tetap pada komitmennya membantu proses perdamaian itu. "Kami tetap pada komitmen untuk membantu upaya mereka. Mereka juga berkomitmen untuk mencapai kesepakatan. Begitu lah posisi kami kemarin, sekarang dan besok," kata Tom Casey, juru bicara Departemen Luar Negeri AS. Para jaksa Israel sekarang sedang menyelidiki uang ribuan dolar AS yang dikumpulkan Olmert dari para donatur di AS untuk dana kampanye beberapa tahun sebelum ia menjadi perdana menteri pada 2006. Desakan mundur, atau setidaknya cuti, terhadap Olmert menguat, setelah seorang pengusaha Yahudi AS, Morris Talansky, bersaksi telah menyumbangkan dana 150.000 dolar tunai kepada Olmert. Talansky mengatakan, uang yang dimasukkan dalam amplop itu untuk membiayai gaya hidup mewah Olmert, termasuk tinggal di hotel mewah dan perjalanan kelas satu.Olmert membantah semua tuduhan itu, tetapi ia berjanji mundur bila terbukti bersalah. Pemerintahan Olmert menjadikan kesepakatan damai sebagai kepentingan jangka panjangnya. Namun jika ancaman Barak diwujudkan, bukan tidak mungkin akan muncul pemerintahan baru yang menentang kebijakan itu, termasuk perundingan berskala lebih kecil dengan Suriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar